Tunggu,
kali ini bukan tentang kamu aku akan bercerita, walau ada sedikit yang
kuselipkan tentangmu, tetapi kali ini aku ingin bercerita tentang orang lain.
Ya, orang yang saat ini sedang dekat denganku, cakrawala cinta dan rinduku.
Penyejuk mata dan pandanganku. Ribuan rasa terima kasih mungkin tak cukup
bagiku mengambarkan bagaimana sangat berperannya kamu dalam setiap langkah
perjalananku. Kamu yang tak terlihat nyatanya masih ada saja mendiami syaraf
otak bahkan denyut nadiku. Kamu adalah peranan penting pembentukku. Manakala
aku jatuh,gagal,bahagia,sedih selalu aku melihat kebelakang. Tetapi bukan bermaksud
kembali, melainkan aku selalu belajar bagaimana aku bisa menyelesaikan apa yang
kuhadapi satu persatu.
Betapa
sangat beruntungnya aku mengenalimu, sosok yang Tuhan kirimkan sebagai
pembentuk hatiku, mesti aku pernah dibuatnya remuk berantakan, Toh nyatanya
pelan – pelan aku menyadari kamu adalah anugerah Tuhan yang dikirimkan untuk mengisi
kekosongan hidupku. Aku menapaki langkah demi langkah, tak jarang juga jatuh
dan bangun. Bahkan tersungkur berdarah – darah. Mencintaimu saat itu memang
tidak mudah. Mencintai orang yang tak pernah ada, mencintai tetapi tak pernah
dicintai, berharap tetapi tak pernah diharap. Aku belajar dari itu, bahwa
mencintai yang sejati adalah tetap merelakan hatimu. Ada ataupun tak ada engkau
tetap mencintainya sebagaimana engkau mencintai dia sebagai rahmat tak
terhingga Tuhan.
Cakrawala Cintaku, terimalah ini sebagai ucapan rasa syukurku, telah setia ada menemaniku tanpa
jemu. Selalu memberiku kekuatan baru bahwa menjalani hidup memang tak pernah
mudah, bahwa mengumpulkan pecahan demi pecahan cerita yang berserakan memang meski
terluka dan berdarah. Kamu adalah harapan penuh perjuanganku. Kupersembahkan
segala cintaku bagimu ANAKKU, jatuh bangkit dan berjuang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar